Sahabat yang semoga selalu dalam lindungan Allah -ta'ala-. Syair merupakan salah satu sumber belajar untuk menambah kemampuan berbahasa Arab Anda. Saya sendiri sangat menyukainya, dan sangat terbantu dengan syair-syair yang dahulu pernah saya hafal dan pelajari.
Di antara manfaat yang paling jelas adalah penambahan perbendaharaan kosakata bahasa Arab. Dan jika sedang berdiskusi tentang bahasa Arab dan berargumen menggunakan syair, maka perkataan Anda akan lebih mudah diterima.
Namun lebih dari itu, syair dapat melembutkan hati, karena syair merupakan gudang penyimpanan peradaban bangsa Arab, catatan pengalaman hidup mereka yang penuh dengan hikmah dan kebijaksanaan.
Namun lebih dari itu, syair dapat melembutkan hati, karena syair merupakan gudang penyimpanan peradaban bangsa Arab, catatan pengalaman hidup mereka yang penuh dengan hikmah dan kebijaksanaan.
Umar bin Khathab -radhiallahu 'anhu- pernah menganjurkan para orang tua untuk mengajarkan syair ke anak-anak mereka dengan perkatannya:
وَرَوُّوْهُمْ مَا يَجْمُلُ مِنَ الشِّعْرِ
"Riwayatkanlah kepada mereka (anak-anak kalian) syair-syair yang indah." [Al-Kaamil fil Lughah wal Adab: 1/211]
Kalaulah bukan karena ada manfaat yang besar, tentu sahabar Umar bin Khathab tidak akan menganjurkannya.
Dan syair bukan perkataan sembarang orang. Tidak setiap orang mampu menjadi penyair. Oleh karenanya dahulu bangsa Arab mengadakan pesta besar-besaran ketika lahir seorang anak dari suku mereka yang memiliki bakat dan kemampuan merangkai bait-bait syair.
Sebelum masuk ke inti pembahasan, saya akan mencoba memberi beberapa contoh syair yang pernah saya pelajari. Di zaman jahiliyah ada penyair yang terkenal ahli hikmah, yaitu Zuhair bin Abi Sulma. Di antara syair-syairnya adalah:
Sumber http://www.kamusmufradat.com/ وَمَنْ هَابَ أَسْبَابَ المَنَايَا يَنَلْنَهُ *** وَإِنْ يَرْقَ أَسْبَابَ السَّمَاءِ بِسُلَّمِ
Siapa yang takut akan sebab-sebab kematian, semua itu akan mendapatinya...
Walaupun ia berupaya (menghindar dengan) menaiki tangga menuju langit...
Dan penyair lain yang saya idolakan, yaitu Al-Mutanabbi. Beliau adalah penyair yang lahir di zaman dinasti Abbasiyah. Diantara syair-syair hikmahnya adalah:
Namun jika kau muliakan orang buruk, niscaya dia akan melunjak (lancang)...
Suatu saat insyaallah saya akan membuat postingan khusus untuk memuat syair-syair Al-Mutanabbi. Itulah beberapa contoh syair bahasa Arab. Satu bait terdiri dari dua penggalan yang dipisahkan oleh bintang-bintang. Adapun syair tentang ilmu yang saya maksud adalah yang di bawah ini.
Dan penyair lain yang saya idolakan, yaitu Al-Mutanabbi. Beliau adalah penyair yang lahir di zaman dinasti Abbasiyah. Diantara syair-syair hikmahnya adalah:
أَعَزُّ مَكَانٍ فِى الدُّنْيَا سَرْجُ سَابِحٍ *** وَخَيْرُ جَلِيْسٍ فِى الزَّمَانِ كِتَابُ
Tempat paling mulia di dunia adalah pelana kuda pembalap...
Dan sebaik-baik teman duduk sepanjang masa adalah buku...
Dan beliau juga berkata:
إِذَا أَنْتَ أَكْرَمْتَ الكَرِيْمَ مَلَكْتَهُ *** وَإِنْ أَنْتَ أَكْرَمْتَ اللَّئِيْمَ تَمَرَّدَا
Jika kau muliakan orang baik, niscaya engkau dapat menguasainya...Namun jika kau muliakan orang buruk, niscaya dia akan melunjak (lancang)...
Suatu saat insyaallah saya akan membuat postingan khusus untuk memuat syair-syair Al-Mutanabbi. Itulah beberapa contoh syair bahasa Arab. Satu bait terdiri dari dua penggalan yang dipisahkan oleh bintang-bintang. Adapun syair tentang ilmu yang saya maksud adalah yang di bawah ini.
Mengapa saya memposting tulisan ini?
Ini bermula dari permintaan salah satu santriwati yang ingin dicarikan syair bahasa Arab dengan tema ilmu. Setelah dapat, saya menyalin dan menerjemahkannya. Saya tidak tahu pasti untuk apa syair tersebut. Daripada mengendap di laptop, lebih baik saya publikasikan di blog ini.
Langsung saja, berikut ini syair bahasa Arab yang disusun oleh Abul Qasim Ahmad bin Umar bin Abdullah bin Ushfur -rahimahullahu- [Jaami’ul ‘Ulumi Wal Hikam 1/2019]:
مَعَ الْعِلْمِ فَاسْلُكْ حَيْثُ مَا سَلَكَ الْعِلْمُ *** وَعَنْهُ فَكَاشِفْ كُلَّ مَنْ عِنْدَهُ فَهْمُ
Bersama ilmu, tempuhlah jalan yang telah ditempuh oleh ilmu…
Dan tentangnya, belajarlah dari setiap orang yang memiliki pemahaman…
فَفِيهِ جِلَاءٌ لِلْقُلُوبِ مِنَ الْعَمَى *** وَعَوْنٌ عَلَى الدِّينِ الَّذِي أَمْرُهُ حَتْمُ
Dalam ilmu terdapat penyingkap hati dari kebutaan (kebodohan)…
Dan pertolongan terhadap agama yang (seitap) urusannya adalah pasti...
فَإِنِّي رَأَيْتُ الْجَهْلَ يُزْرِي بِأَهْلِهِ *** وَذُو الْعِلْمِ فِي الْأَقْوَامِ يَرْفَعُهُ الْعِلْمُ
Sungguh aku melihat bahwa orang bodoh akan hina dan rendah…
Adapun ilmu akan akan meninggikan derajat ahlinya di antara manusia…
يُعَدُّ كَبِيرَ الْقَوْمِ وَهْوَ صَغِيرُهُمْ *** وَيَنْفَذُ مِنْهُ فِيهِمُ الْقَوْلُ وَالْحُكْمُ
(Dengan ilmu) orang akan dianggap dewasa walaupun masih belia…
Dan bahkan (segala) perkataan dan putusannya akan diterima mereka…
وَأَيُّ رَجَاءٍ فِي امْرِئٍ شَابَ رَأْسُهُ *** وَأَفْنَى سِنِيِّهِ وَهْوَ مُسْتَعْجِمٌ فَدِمُ
Apa yang diharapkan dari orang yang telah beruban rambutnya…
Yang telah menghabiskan umurnya dalam keadaan bodoh dan pandir…
يَرُوحُ وَيَغْدُو الدَّهْرَ صَاحِبَ بِطْنَةٍ *** تَرَكَّبَ فِي أَحْضَانِهَا اللَّحْمُ وَالشَّحْمُ
Si pemilik perut buncit melewatkan masa dan waktunya…
Dengan seonggok daging dan lemak tersusun di tubuhnya…
إِذَا سُئِلَ الْمِسْكِينُ عَنْ أَمْرِ دِينِهِ *** بَدَتْ رُحَضَاءُ الْعِيِّ فِي وِجْهِهِ تَسْمُو
Jika si miskin ditanya tentang urusan agamnya…
Tampak tanda-tanda kebodohan di wajahnya tersimpul…
وَهَلْ أَبْصَرَتْ عَيْنَاكَ أَقْبَحَ مَنْظَرٍ *** مِنْ أَشْيَبَ لَا عِلْمٌ لَدَيْهِ وَلَا حُلْمُ
Apakah kedua matamu pernah melihat pemandangan yang lebih buruk …
Daripada orang beruban yang tidak memiliki ilmu lagi kesabaran…
هِيَ السُّوءَةُ السَّوْءَاءُ فَاحْذَرْ شَمَاتَهَا *** فَأَوَّلُهَا خِزْيٌ وَآخِرُهَا ذَمُّ
Dialah keburukan terburuk, maka hindarilah dampak buruknya…
Yang mana permulaannya kenistaan dan berakhir dengan kehinaan…
فَخَالِطْ رُوَاةَ الْعِلْمِ وَاصْحَبْ خِيَارَهُمْ *** فَصُحْبَتُهُمْ زَيْنٌ وَخُلْطَتُهُمْ غَنْمُ
Bergaulah dengan pembawa ilmu dan pilihlah teman terbaik dari mereka…
Karena bersahabat dan bergaul dengan mereka adalah keindahan sekaligus harta berharga...
وَلَا تَعْدُوَنْ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ فَإِنَّهُمْ *** نُجُومٌ إِذَا مَا غَابَ نَجْمٌ بَدَا نَجْمُ
Janganlah sekali-kali kedua matamu berpaling dari mereka sesungguhnya…
Mereka adalah bintang-bintang, jika satu terbenam akan muncul bintang lain…
فَوَاللَّهِ لَوْلَا الْعِلْمُ مِمَّا اتَّضَحَ الْهُدَى *** وَلَا لَاحَ مِنْ غَيْبِ الْأُمُورِ لَنَا رَسْمُ
Demi Allah kalaulah bukan karena ilmu, petunjuk tidak akan tampak jelas…
Dan tidak akan terlihat pula oleh kami gambaran dari perkara-perkara gaib…
Demikian yang bisa saya sajikan. Semoga syair tentang ilmu di atas dapat memotivasi Anda untuk selalu mempelajari dan mendalami agama Islam dan bahasa Arab. Kurang lebihnya mohon maaf, dan terima kasih atas kunjungannya. Wa jazaakumullahu khairan.
Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
0 Response to "Syair Bahasa Arab Tentang Ilmu dan Artinya"
Posting Komentar